Jelang Rilis Data Inflasi dan Negosiasi Dagang AS–China, Harga Emas Dunia Naik Tipis
2 mins read

Jelang Rilis Data Inflasi dan Negosiasi Dagang AS–China, Harga Emas Dunia Naik Tipis

Harga emas dunia menguat tipis pada perdagangan Senin (20/10) didorong oleh prospek pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS). Investor juga menantikan rilis data inflasi AS dan perundingan dagang antara Washington dan Beijing pekan ini sebagai arah baru pasar.

Berdasarkan data Reuters, harga emas spot naik 0,3 persen menjadi US$4.259,34 per troy ounce pada pukul 12.14 WIB. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember meningkat 1,4 persen menjadi US$4.273 per troy ounce.

Logam mulia lainnya, perak spot, naik 0,6 persen menjadi US$52,18 per troy ounce. Namun, pada sesi sebelumnya, harga perak sempat anjlok sekitar 4,4 persen—terburuk sejak awal April—setelah mencetak rekor tertinggi di US$54,47 per troy ounce.

“Pasar emas sedang mencoba menemukan pijakan setelah aksi jual pada Jumat lalu. Sentimen kini mulai normal kembali setelah beberapa minggu penuh euforia,” ujar analis Capital.com Kyle Rodda, dikutip dari Reuters.

Pada Jumat (17/10), harga emas turun sekitar 1,8 persen, penurunan terbesar sejak pertengahan Mei, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa tarif 100 persen untuk produk asal China tidak akan berkelanjutan. Trump juga menyebut akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan optimistis hubungan kedua negara akan tetap baik.

Rodda menambahkan, fokus pasar pekan ini tertuju pada perundingan dagang AS–China dan data inflasi konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan rilis Jumat mendatang. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti AS tetap di 3,1 persen pada September.

Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 basis poin bulan ini, serta satu kali lagi pada Desember mendatang.

Sejak awal tahun, harga emas telah naik lebih dari 60 persen, mencapai rekor tertinggi US$4.378,69 per troy ounce pada Jumat lalu. Kenaikan ini ditopang oleh ketegangan geopolitik global, ekspektasi penurunan suku bunga agresif, pembelian oleh bank sentral, tren dedolarisasi, serta peningkatan arus masuk dana ke exchange-traded fund (ETF).

Sementara itu, harga platinum turun hampir 2 persen menjadi US$1.589,60 per troy ounce, dan palladium melemah 0,2 persen ke US$1.470,83 per troy ounce.