Penerapan Biodiesel B50 Berpotensi Buka 2,5 Juta Lapangan Kerja
2 mins read

Penerapan Biodiesel B50 Berpotensi Buka 2,5 Juta Lapangan Kerja

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, penerapan program biodiesel B50 pada 2026 berpotensi membuka hingga 2,5 juta lapangan kerja baru.

Kebijakan peningkatan campuran crude palm oil (CPO) menjadi 50% tersebut diyakini akan memperluas penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor perkebunan dan pengolahan kelapa sawit.

“Jadi kalau kita konversi ke B50 biodiesel itu kita sudah tidak impor lagi, devisa kita berapa yang kita tahan, terus berapa penciptaan lapangan pekerjaan terhadap sawit karena pasti kita nambah CPO,” ujar Bahlil di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Menurut Bahlil, peningkatan kadar CPO dalam biodiesel akan mendorong kenaikan produksi minyak sawit nasional. Dampaknya, kebutuhan tenaga kerja di industri perkebunan sawit juga akan semakin besar.

Ia menambahkan, terdapat tiga cara yang akan dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan CPO dalam program B50. Pertama, intensifikasi lahan. Kedua, membuka kebun baru. Ketiga, memangkas sebagian ekspor CPO tahun depan.

Bahlil menjelaskan, apabila opsi ketiga diterapkan, pemerintah akan menyesuaikan antara kebutuhan domestik dan ekspor. Sebagian ekspor kemungkinan akan dikurangi melalui kebijakan domestic market obligation (DMO) dengan harga yang kompetitif.

“Sebagian ekspor kita tidak lakukan, kita berlakukan DMO dengan harga yang kompetitif. Dan Presiden meminta agar harganya itu betul-betul pas di negara kita, nah ini juga bagian trigger ekonomi di daerah,” sebut Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan bahwa program B50 dirancang untuk menutup sisa kuota impor solar yang masih ada di bawah kebijakan B40 saat ini. Data menunjukkan, pada 2025 impor minyak solar diperkirakan masih mencapai 4,9 juta kiloliter atau sekitar 10,58% dari total kebutuhan nasional.

Dengan implementasi B50, porsi bahan bakar nabati (fatty acid methyl ester/FAME) dalam solar akan meningkat signifikan, sehingga mampu menggantikan sepenuhnya volume impor tersebut. Hasilnya, pasokan solar nasional dapat sepenuhnya berasal dari sumber daya domestik.

Peningkatan produksi FAME ini tidak hanya memperkuat kemandirian energi nasional, tetapi juga memberikan efek berganda bagi perekonomian. Pemerintah memperkirakan, program B50 dapat menyerap hingga 2,5 juta tenaga kerja di sektor perkebunan dan 19.000 tenaga kerja di pabrik pengolahan.